Pembiasan
Cahaya dan Lensa
Gejala
gelombang selanjutnya yang dapat dialami oleh gelombang cahaya yaitu gejala
pembiasan. Pembiasan cahaya dapat diartikan sebagai gejala pembelokkan
gelombang cahaya akibat perbedaan kerapatan medium. Gejala pembiasan terjadi
saat cahaya jatuh pada permukaan yang transparan, seperti kaca atau air. Karena
permukaannya yang transparan, maka cahaya dapat melewati medium, namun karena
berbeda bahan dan kerapatannya gelombang cahaya yang lewat tersebut dibelokkan
dari arah semula.
Peristiwa
yang menunjukkan gejala pembiasan yang sering dilihat dalam kehidupan
sehari-hari diantaranya, sedotan yang terlihat patah saat berada dalam gelas
berisi air.
1.
Hukum
Pembiasan Cahaya dan Indeks Bias Benda
Seorang ilmuwan bernama
Willebrord Snellius menyatakan bahwa peristiwa pemantulan selalu memenuhi hukum
pembiasan. Hukum pembiasan Snellius yaitu
1) Sinar datang, sinar bias dan garis
normal terletak pada satu bidang datar.
2) Sinar datang yang berasal dari medium
kurang rapat menuju medium lebih rapat maka sinar akan dibelokkan mendekati
garis normal, dan sebaliknya jika sinar datang berasal dari medium lebih rapat
menuju medium kurang rapat maka gelombang akan dibelokkan menjauhi garis
normal.
Contoh peristiwa pembiasan yaitu saat cahaya melalui
dua bidang batas udara ke permukaan air atau dari air ke udara. Cahaya akan
mengalami pembelokkan seperti pada gambar di bawah ini.
Dari penjelasan hukum
Snellius, jelas bahwa penyebab terjadinya pembiasan cahaya yaitu karena
gelombang cahaya melewati dua medium dengan kerapatan yang berbeda. Secara
matematis, perbedaan kerapatan medium dinyatakan oleh nilai indeks bias medium
tersebut.
Indeks bias mutlak
suatu medium (n) diartikan sebagai perbandingan kecepatan cahaya pada medium
dengan kecepatan cahaya di udara/vakum. Secara matematis persamaan indeks bias
mutlak benda seperti di bawah ini
dengan :
n = indeks bias mutlak medium
c = cepat rambat cahay pada udara/vakum (c = 3 x 108)
v = cepat rambat cahaya pada medium (m/s)
Adapun
nilai indeks bias mutlak dari beberapa jenis benda dapat dilihat dari tabel di
bawah ini.
Menurut Snellius, persamaan indeks bias
dua buah medium tergantung pada perbandingan nilai sinus dari sinar datang pada
medium 1 dengan nilai sinus dari sinar bias pada medium 2. Secara matematis,
persamaan pembiasan Snellius dapat ditulis sebagai berikut.
dengan :
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
i = sudut datang
r = sudut bias
Jika kita rubah persamaan pembiasan cahaya oleh Snellius maka akan diperoleh bentuk persamaan matematis seperti di bawah ini
Dimana n12 disebut sebagai indeks bias
relatif medium 1 terhadap medium 2.
2.
Jenis-Jenis
Lensa
Pembiasan cahaya dapat
terjadi pada medium yang transparan, salah satunya yaitu lensa, benda bening
yang dibatasi oleh dua bidang lengkung. Dua bidang lengkung yang membentuk
lensa dapat berbentuk silindris atau bola. Yang akan dibahas pada materi ini
dibatasi hanya pada lensa bola yang tipis saja. Lensa biasanya terbuat dari
kaca atau plastik.
Secara umum, lensa
terbagi menjadi dua jenis yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Namun, karena
lensa memiliki dua bidang maka tentu lebih tepat menyebutkan jenis lensa sesuai
dengan kedua permukaannya.
3.
Pembiasan
pada Lensa Bikonveks (Cembung-Cembung)
Lensa bikonveks
memiliki karakter yang mirip dengan cermin cekung yaitu bersifat mengumpulkan
cahaya (konvergen), sehingga lensa bikonveks sering juga disebut lensa
konvergen. Sinar-sinar istimewa pada lensa bikonveks yaitu sebagai berikut
1)
Sinar datang sejajar sumbu utama,
dibiaskan melalui titik fokus
2)
Sinar datang melalui titik fokus pasif,
dibiaskan sejajar sumbu utama
3)
Sinar datang melalui titik pusat optik
tanpa dibiaskan
Jarak fokus lensa
bikonveks bertanda positif, sehingga lensa bikonveks sering disebut sebagai
lensa positif.
4.
Pembiasan
pada Lensa Bikonkaf
Seperti halnya lensa bikonveks
yang memiliki kemiripan dengan cermin cekung, lensa bikonkaf juga memiliki
kemiripan dengan cermin cembung. Keduanya bersifa menyebarkan cahaya.
Sinar-sinar istimewa pada lensa bikonkaf yaitu sebagai berikut
Jarak fokus lensa
bikonkaf bertanda negatif, sehingga lensa bikonkaf disebut juga lensa negatif.
5.
Persamaan
Pembuat Lensa
Besaran penting pada
sebuah lensa tipis yaitu jarak fokus. Sebuah lensa dapat dibuat agar memiliki
jarak fokus tertentu, caranya yaitu dengan menerapkan hubungan jari-jari dan
bahan lensa seperti pada persamaan pembuat lensa di bawah ini
dengan :
f = jarak fokus lensa
(m)
n = indeks bias lensa
R1 =
jari-jari bahan lensa 1 (m)
R2 =
jari-jari bahan lensa 2 (m)
Yang
perlu diingat dalam menggunakan persamaan di atas yaitu dalam penggunaan tanda
pada jari-jari lensa. Lensa konveks jari-jarinya bertanda positif, sedangkan
jari-jari lensa konkaf bertanda negatif.
6.
Persamaan
Kekuatan Lensa
Walaupun titik fokus
merupakan titik terpenting pada lensa, namun ukuran lensa tidak dinyatakan
berdasarkan jarak fokus melainkan oleh besaran lain yang disebut kekuatan lensa
(P). Persamaan kekuatan lensa
dengan :
P = kekuatan lensa
(dipotri)
f = jarak fokus lensa
(m)
Dari persamaan di atas,
dapat diketahui bahwa nilai kekuatan lensa akan sesuai dengan nilai fokusnya.
Jika lensa merupakan lensa cembung yang fokusnya bertanda (+), maka kekuatan
lensa juga akan bertanda (+). Begitu juga sebaliknya, jika lensa merupakan
lensa cekung dengan fokus bertanda (-), maka kekuatan lensa akan bertanda (-).
Sumber : rangkuman
penulis yang dikumpulkan dari berbagai sumber
No comments